Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka adalah anime yang mengangkat kehidupan remaja SMA dengan segala dinamika sosialnya. Cerita berpusat pada Saku Chitose, siswa populer yang tampak sempurna di mata banyak orang. Dia dikenal sebagai “Class 5’s Womanizing Scumbag” — julukan yang sering diberikan oleh para pembencinya di dunia maya karena iri terhadap popularitas dan kepercayaan dirinya. Namun di balik citra flamboyan dan kehidupan sosial yang gemerlap, ada sisi manusiawi yang perlahan terungkap seiring berjalannya cerita.
Di sekolah, Saku adalah sosok karismatik yang dikagumi teman-temannya dan dipercaya oleh para guru. Ia tampak memiliki segalanya — pertemanan, reputasi, dan kehidupan yang ideal. Namun, saat tahun ajaran baru dimulai, Saku menerima tantangan yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Guru wali kelasnya meminta Saku untuk membantu membawa kembali seorang siswa tertutup bernama Kenta Yamazaki yang sudah lama tidak masuk sekolah karena masalah sosial dan mental.
Awalnya Saku menganggap tugas itu ringan. Ia hanya perlu meyakinkan Kenta untuk kembali ke sekolah dan menyelesaikan masalahnya. Namun, saat ia mulai mengenal Kenta lebih dalam, Saku menyadari bahwa dunia remaja tidak sesederhana yang ia pikirkan. Kenta ternyata memiliki trauma dan kebencian yang mendalam terhadap “anak-anak populer” seperti Saku. Misi sederhana itu pun berubah menjadi perjalanan emosional yang penuh introspeksi dan pembelajaran.
Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka tidak sekadar anime romansa remaja biasa. Serial ini menggambarkan dengan realistis tentang perbedaan sosial di lingkungan sekolah, tekanan ekspektasi dari orang lain, serta perjuangan seseorang untuk menemukan jati diri di tengah pandangan masyarakat yang dangkal. Melalui karakter-karakternya yang kompleks, anime ini menyoroti bahwa popularitas bukan jaminan kebahagiaan — dan bahwa semua orang, bahkan mereka yang terlihat sempurna, menyimpan luka batin tersendiri.
Dari sisi visual, anime ini menampilkan gaya gambar yang cerah dan elegan, menggambarkan suasana kehidupan SMA yang enerjik namun juga menyimpan ketegangan emosional. Setiap adegan dipenuhi warna lembut dan pencahayaan hangat yang menambah nuansa romantis serta reflektif. Musik latarnya pun lembut dan mendukung atmosfer cerita, membuat penonton mudah terbawa dalam emosi yang dihadirkan.
Hubungan antara Saku dan Kenta menjadi inti utama dari kisah ini. Lewat interaksi mereka, anime ini menghadirkan pesan moral kuat tentang empati, penerimaan, dan keberanian untuk memahami orang lain tanpa menilai dari penampilan luar. Di sinilah Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka berhasil tampil menonjol dibanding anime sekolah lainnya — karena mampu menghadirkan kisah yang realistis, menyentuh, dan sarat makna sosial.
Bagi para penonton yang menyukai anime dengan karakter utama yang kompleks dan perkembangan emosional yang mendalam, Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka adalah pilihan sempurna. Serial ini menggambarkan keseharian remaja dengan cara yang jujur — kadang lucu, kadang menyakitkan, namun selalu relevan. Ia mengingatkan kita bahwa di balik setiap senyuman dan popularitas, selalu ada perjuangan yang tidak terlihat oleh mata orang lain.
Secara keseluruhan, Chitose-kun wa Ramune Bin no Naka adalah anime yang memadukan drama, romansa, dan refleksi sosial dengan cara yang cerdas dan menyentuh. Ini bukan sekadar kisah cinta remaja, melainkan potret kehidupan masa muda yang realistis — tentang bagaimana kita semua berusaha diterima, dimengerti, dan tumbuh menjadi pribadi yang lebih baik.
(Source: MAL Rewrite)